Red Bobblehead Bunny

Selasa, 21 Oktober 2014

Standar Operasional Prosedur (SOP) Inkubator



1. Inkubator

Inkubator merupakan sebuah perangkat yang memungkinkan mengontrol kondisi lingkungan, seperti suhu dan kelembapan. Sering digunakan unuk pertumbuhan bakteri, atau memberikan lingkungan yang cocok untuk kondisi biologis atau reaksi kimia.
Dalam penggunaanya pada proses percobaan di laboratorium, fungsi inkubator dikategorikan kedalam dua macam yakni:
·         Dalam mikrobiologi, inkubator adalah sebuah perangkat untuk mengontrol suhu, kelembapan, dan kondisi yang mikrobiologikal.
·         Dalam bioteknologi, inkubator digunakan untuk mengatur suhu lingkungan suatu objek pengamatan.  Berbagai macam inkubator diproduksi oleh perusahaan manufaktur dan beredar dipasaran dengan spsifikasi yang berbeda.Diantaranya yaitu inkubator model CB 150 model inkubator satu pintu dengan satu kaca display. Berikut adalah spesifikasi dari inkubator model CB 150.
Dalam biologi, inkubator adalah alat yang digunakan untuk tumbuh dan memelihara budaya mikrobiologi atau kultur sel. Inkubator mempertahankan suhu optimal, kelembaban dan kondisi lain seperti karbon dioksida (CO2) dan kandungan oksigen dari atmosfer di dalam. Inkubator sangat penting untuk banyak pekerjaan eksperimental dalam biologi sel, mikrobiologi dan biologi molekuler dan digunakan untuk kultur bakteri baik serta sel eukariotik.
Inkubator yang lebih rumit juga dapat mencakup kemampuan untuk menurunkan suhu (melalui pendinginan), atau kemampuan untuk mengendalikan kelembaban atau tingkat CO2.Hal ini penting dalam budidaya sel mamalia, dimana kelembaban relatif biasanya> 95% dan pH yang agak asam dicapai dengan mempertahankan tingkat CO2 dari 5%.
Kebanyakan inkubator menggunakan timer, beberapa juga dapat diprogram untuk siklus melalui temperatur yang berbeda, tingkat kelembaban, dll Inkubator dapat bervariasi dalam ukuran dari meja ke unit-unit ukuran kamar kecil.
Inkubator juga digunakan dalam industri perunggasan untuk bertindak sebagai pengganti ayam.Ini sering mengakibatkan tingkat menetas lebih tinggi karena kemampuan untuk mengendalikan suhu dan kelembaban.Berbagai merek inkubator yang tersedia secara komersial untuk peternak.

2. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pengoperasian

Dalam proses pemasangan atau perakitan ada beberapa prosedur yang harus diperhatikan yaitu:

1. Memasang Rak.      

• Periksa bagian kiri dan kanan tempat siku-siku terpasang dengan benar. Sangkutan di bawah mengarah ke bawah ditempatkan di sisi depan dan sangkutan samping ditempatkan di paling dalam.         
• Masukan sangkutan samping ke dalam suatu lubang dari siku sebagai pendukung dan tekan sisi belakang dengan benar.   
• Masukan sangkutan bawah ke dalam suatu lubang dari siku sebagai pendukung dan pasang dengan benar.         
• Pastikan bahwa masing-masing siku terpasang horisontal dan terpasang semua dengan benar.   
• Atur semua siku dan periksa siku sebelah kiri dan kanan pastikan terpasang di ketinggian yang sama. 
• Letakkan suatu rak di siku yang sudah terpasang.

2. Meletakkan sample dan bejana ke dalam bilik inkubator
§  Menghilangkan uap lembab dari sample atau bejana
§  Buka pintu. pintu tersebut akan menutup oleh magnet
§  Tempatkan sample di suatu jarak aman pada rak yang seragam.
§  Tutup pintu dengan hati-hati hingga benar-benar tertutur rapat.
§  Jika pintu itu tidak tertutup dengan sepenuhnya, pengoperasian tidak akan berjalan.

3. Menghubungkan steker induk

•  Pastikan bahwa switch power dan saklar induk dalam keadaan padam. Sambung steker induk pada saluran AC.

Tahap selanjutnya adalah pengoperasian inkubator. Dalam prakteknya ada beberapa hal yang harus dilakukan agar alat berjalan dengan baik yaitu:
1. Pengaturan Pengaman Suhu
§  Pengaturan untuk pengaman suhu. Putar pengatur untuk melakukan penyesuaian hingga menunjuk pada suhu aman. Umumnya suhu yang diatur 10°C yang lebih tinggi dibanding pengaturan suhu dalam bilik inkubator.
§  Jangan menetapkan suhu pada 70°C atau yang lebih tinggi.

2. Pengaturan, memulai dan menghentikan penunjuk kendali
§  Menyalakan tombol komponen dan power. Dalam 5 detik akan muncul “cP” dan indikator suhu.
§  Pengaturan suhu dapat dilakukan baik ketika dioperasikan atau tidak.
§  Untuk mengatur penunjuk kendali tekan tombol “run/stop”. LED suhu akan berkelip. LED pemanas menyala jika telah aktif.
§  Menghentikan pengaturan penunjuk kendali dengan menekan tombol “run/stop”. Kelipan LED suhu berubah menjadi bercahaya.
§  Pastikan penunjuk kendali telah mati sebelum mematikan tombol power. Jika tidak, alarm peringatan akan berbunyi.
§  Jika tidak digunakan dalam waktu yang lama, matikan tombol power dan komponen serta cabut steker dari terminal AC.

3. Pengaturan, memulai dan menghentikan modus pengatur waktu.
§  Mengatur suhu dari penunjuk kendali sebelum mengatur nilai dari pengatur waktu.
§  Mengatur waktu pada pengatur waktu untuk semua modus operasi. Pengaturan dapat dilakukan baik dibawah pengendalian maupun penghentian.
§  Untuk memulai secara pengoperasian otomatis tekan “set” dan pengendalian siap dimulai
§  Jika waktu telah terhitung habis, maka pengoperasian yang telah diatur otomatis akan berhenti.
§  Hentikan modus operasinya terlebih dahulu, Kemudian tekan tombol power untuk mematikan inkubator.
§  Jika tidak digunakan lagi dalam waktu lama, tekan tombol power, lalu cabut steker dari terminal AC.


3. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemeriksaan Alat
 
Setelah pemasangan selesai, dan petunjuk pengoperasian dipahami. Ada satu hal lagi yang harus menjadi perhatian serius agar terhindar dari kecelakaan saat bekerja yaitu:

1. Memperhatikan tanda peringatan
Bahan pelarut organik atau bahan yang mudah terbakar dan meledak tidak bisa digunakan dalam ruang inkubator. Misalnya nitrat,peroksida, garam nitrat, pelarut organik, dll. Ini disebabkan karena fungsi, sifat dan ciri-ciri beberapa bagian dari inkubator jika dipanaskan akan berada pada suhu yang tinggi. Jika pengguna menyentuh satu bagian-bagian yang dilarang selama operasi, atau mengoperasikannya dengan cara yang salah, bisa dipastikan pengguna akan mengalami kecelakaan yang tak diduga. Hati-hati dengan tanda peringatan untuk keselamatan dan untuk mencegah kecelakaan kerja.
  • Dangerous (Berbahaya).       
Mengindikasikan suatu situasi yang sangat beresiko akibat kekeliruan kerja yang dapat berakibat kematian atau kecelakaan yang serius.
  • Warning (Peringatan).
Mengindikasikan suatu situasi yang berpotensi beresiko akibat kekeliruan kerja yang dapat berakibat kematian atau kecelakaan yang serius.
  • Caution (Perhatian).   
Mengindikasikan suatu situasi yang berpotensi beresiko akibat kekeliruan kerja yang bisa berakibat kecelakaan atau luka fisik.

2. Warning Label ( Label Peringatan )
Suatu label peringatan terdapat pada alat untuk menunjuk suatu ketentuan yang penting. Menjaga agar alat awet dan kinerjanyapun dapat baik dalam waktu yang cukup lama tentunya dibutuhkan suatu perawatan yang berkala dan rutin dilakukan. Ini mencegah timbulnya kerusakan dan berperan dalam meminimalisir kecelakaan kerja.

  

4. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemeliharaan

Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan dalam proses perawatan/pemeliharaan:

1.  Pengujian sambungan utama
sambungkan steker utama. Nyalakan saklar utama dan tekanan uji tombol dengan suatu tongkat.Ketika saklar dipadamkan, maka berjalan normal.Jika tidak bekerja secara normal, hentikan operasi dengan segera dan hubungi agen.Hal tersebut mungkin disebabkan satu resiko akibat kejutan listrik.     

2. Perubahan Dari Sekring
Matikan tombol power dan peralatan untuk keselamatan sebelum mengubah sekring.
tempatkan ujung obeng minuts ke dalam alur dari sekring . Penyangga dapat dikeluarkan oleh ujung obeng. Kaitkan sekring baru dengan daya yang sama. Kapasitas ditunjukkan di bagian logam dari sekring yang logam. Pada suatu kapasitas tertentu, daya muat sekring tidak bisa menahan arus berlebih yang terjadi di dalam unit dan mungkin dapat mungkin menyebabkan satu kecelakaan. Jika sekring yang baru meletup segera setelah diubah .Hentikan pengoperasian dengan segera dan memeriksa unit yang sambungkan ke terminal AC.   

3. Perawatan
Matikan tombol komponen dan cabut steker dari terminal AC sebelum dibersihkan.
Bersihkan dengan kain yang lembut atau handuk basah.Jika diperlukan gunakan netral detergen dan lengkap dengan penyekanya. Ketika membersihkan bilik, keluarkan komponen pendukung dari siku-siku.






5. Standar Operasional Prosedur (SOP) Kalibrasi Inkubator

  1. Catat suhu inkubator pada kartu setiap hari sebelum memulai bekerja.
  2. Bila penyimpangan suhu melebihi 20C , maka pengaturan suhu perlu di setel kembali.
  3. Bagian dalam inkubator dan rak harus dibersihkan secara teratur dengan disinfektan.

6. Prinsip Kualifikasi Inkubator

1.   Menguji penyebaran suhu udara dalam inkubator.Untuk mengetahui penyebaran suhu, maka yang harus dilakukan pertama kali adalah mempelajari struktur/bentuk inkubator, letak sumber panasnya, sensor, dan sirkulasi udaranya (perhatikan letak exhaust, bila ada).Setelah memahami struktur dan bentuk inkubator,      selanjutnya gunakan thermocouple dan thermorecorder yang sudah terkalibrasi untuk merekam dan memantau suhu dalam inkubator selama waktu tertentu (biasanya berdasarkan waktu pemakaian).

Thermocouple (yang seperti kabel) dipasang di port thermorecorder

2.   Pemantauan suhu setiap titik pengukuran saat inkubator dibuka dan ditutup kembali.Saat inkubator dibuka, ada udara dari luar yang masuk. Hal ini akan mempengaruhi suhu di dalam inkubator. Terlebih bila membukanya lama.Penentuan lama waktu membuka-menutup tergantung pada penggunaan. Dengan pengujian ini, waktu maksimum inkubator dibiarkan terbuka akan diketahui, begitu pula lama waktu yang diperlukan inkubator mencapai suhu setting saat inkubator ditutup kembali. Hasil yang baik adalah bila inkubator mampu menjaga stabilitas suhunya saat pintu dibuka dan ditutup kembali.


3.   Antisipasi bila terjadi pemadaman listrik (power failure).Mirip dengan prinsip buka-tutup pintu, yang dilihat waktu stabilitas dan pengembalian suhu.Pada pengujian ini, inkubator dimatikan beberapa saat sambil dipantau penurunan suhunya, lalu dinyalakan kembali dan dipantau suhunya hingga mencapai suhusetting.Hasil kualifikasi yang diharapkan adalah inkubator mampu menjaga suhunya pada waktu yang maksimal saat listrik padam, hingga generator pabrik dinyalakan, dan penyesuaian suhu saat inkubator dihidupkan tidak memerlukan waktu lama.

4.   pengujian kualitas inkubator harus dilakukan pada beberapa kondisi: kosong, terisi penuh, dan terisi sebagian. Isi yang digunakan juga tergantung pada pemakaian inkubator tersebut.Biasanya digunakan media bekas pakai sebagai "dummy".Dengan demikian, dapat diketahui pemerataan suhu dalam inkubator dengan berbagai kondisi.Hasil yang diinginkan adalah suhu tetap terdistribusi rata sesuai dengan setting dan display saat kondisi kosong, penuh, maupun terisi sebagian.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar